Adsense Atas
Dalam keadaan demikian, maka Allah mengutus seorang rasul untuk menjadi suri tauladan atau sebagai pembawa ajaran ilahi yang dapat membimbing manusia dalam memilih yang hak dan yang batil. Dengan turun wahyu Allah swt yang pertama kepada Muhammad SAW surat al-alaq 1-5 dan dengan di susul firman kedua al-mudatsir 1-5 maka resmi beliau di tugas oleh Allah SWT untuk menyeru kepada kaum Quraisyi untuk menyembah Allah. Permulaan dakwah di laksanakan dengan rahasia dengan mengajak karib kerabat, setelah Allah menyuruh dakwah terang-terangan barulah banyak yang masuk Islam dari kalangan kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tak punya.[1]
Setelah melihat keberhasilan dakwah Nabi, kaum Quraisy bertambah geram, sehingga kaum Quraisy membaikot perdagangan untuk Bani Hasyim, melihat dakwah di Makkah tidak memungkinkan lagi karena dengan bahaya Rasul akan di bunuh, maka beliau hijrah ke Madinah dengan didampingi oleh Abu Bakar Ash siddik. Di sana Rasul di sambut baik oleh orang-orang Madinah (Yatsrib) lebih di kenal dengan kaum Anshor. Rasulullah dengan gemilang meraih kesuksesan dakwah dalam menyebarkan agama Islam, sehingga dapat membentuk Negara Islam di Madinah yang lebih kuat, perkembangan Islam membuat Quraisy risau, kerisauan itu mendorong orang Quraisy berbuat macam cara untuk menghancurkannya.
Dalam enam bulan terakhir setelah Nabi hijrah, Rasulallah telah banyak keberhasilannya yang telah beliau capai[2], baik dalam mengkonsolidasikan internal dan menyusun semua yang bersangkut paut dengan itu. Kini saatnya beliau memepertahankan masalah-masalah yang datanganya dari eksternal dan peperangan yang akan segera mengancam. Terjadi peperangan upaya kaum muslim mempertahankan diri dari musuh, para sejarawan mengatakan bahwa rasulullah ikut dalam berperang 27 peperangan dan langsung terjun dalam sembilan kali pertempuran.
maka dari itu pemakalah akan menguraikan sebagian peperanga yang terjadi pada massa Rasulullah diantaranya: Perang Badar, Perang Bani Qoinuqo, Perang Uhud, Perang Khandak, Perang Hunain dan Perang Tabuk.
BEBERAPA PEPERANGAN
1. Badar Al-Kubra
Saat datang bulan suci Ramadhan tahun kedua hijriyah Rasulullah SAW mendengar berita bahwa kafilah dagang Quraisy mengarah dari Syam di pimpin oleh Abu Sofyan dengan + 40 orang Quraisy, dengan membawa harta yang berlimpah ruah milik kaum Quraisy[3], itu suatu kesempatan untuk mengimbangi perbuatan mereka dengan mengambil harta perniagaannya, Rasulullah langsung keluar bersama kaum muslimin untuk menjaga gangguan kafilah dagang itu kepada kaum muslimin di Madinah, karena Rasul akan menahan mereka jika mengganggu keamanan kota Madinah.
Pada tanggal 3 Ramadhan, setelah Nabi menyerahkan pimpinan kota Madinah kepada Abdulah bin Ummi Maktum, berangkatlah nabi bersama 315 kaum muslimin dengan perlengkapan persenjataan yang sederhana dari jumlah tersebut terdiri dari 231 orang Anshor dan selebihnya dari kaum Muhajirin .
Setelah sekian lama melakukan perjalanan tibalah di suatu tempat dekat dusun Safra berhentilah Nabi bersama kaum muslimin lalu Muhammad budaknya untuk mencari informasi rombongan kafilah dagang kaum Quraisy, namun kondisi kaum muslimin seperti itu telah terdengar oleh Abu Sofyan, lalu menyewa seorang yang bernama Dhamdham supaya menyampaikan kabar kehawatirannya kepada kepala kaum Quraisy di Makkah.
Setelah sampai kabar bahwa Abu Sofyan meminta bantuan para pembesar kafir Quraisy, tak ada yang ketinggalan, kecuali Abu lahab tapi ia digantikan oleh lelaki yang berhutang kepadanya yaitu Ash bin Hisyam. Tak satupun dari marga dan suku Quraisy yang tidak ikut kecuali bani Adiyy. Dengan rasa angkuh mereka keluar dari Makkah untuk menghadapi Rasulullah dan para sahabatnya dengan tentara 1000 orang dengan senjata lengkap, mereka juga membawa perempuan-perempuan yang dipergunkan untuk permainan bagi mereka. Keberangkatan mereka penuh dengan kekejian, kecongkakan, kedurhakan, kesombongan dan kegirangan.
Selanjutnya dalam melakukan pengejaran Rasul sampai ke Dusun Badar, terdengar kabar bahwa, Kafilah dagang yang dicari telah berbelok melalui jalur menyelusuri tepi laut sehingga tidak bertemu dengan tentara Islam dan selamat[4]. Perjalanan terus dilakukan sampailah didaerah Mafiran, terperanjatlah Nabi setelah mendengar bahwa kaum Quraisy telah memberangkatkan pasukan tentara dari Makkah guna menjaga kafilah dagang Quraisy.
setelah Abu Sofyan sampai di Makkah dengan selamat dari bahaya, lalu menyuruh Abu Jahal dan tentaranya untuk kembali ke Makkah, tetapi dengna congkaknya dia menjawab, “ kami tidak akan kembali sebelum samapai di Badr”. Di Badar Abu Jahal dan tentaranya mendirikan kemah dengan seraya menunjukan kesombongannya serta ejekan terhadap kaum muslimin. karena merasa sudah menganggap berada dalam tempat strategis untuk berperang dan merekapun masih menganggap bahwa kaum muslimin masih lemah.
Setelah Nabi mendengar bahwa tentara Quraisy siap untuk berperang dan segala tingkah kesombongannya, Rasul langsung mengadakan musyawarah dengan para pemimpin tentaranya karena beliu khawatir jika bertempur dengan mereka akan mundur di tengah jalan. Musyawarah yang dilakukan menghasilkan yang tadinya Rasul murung menjadi bercahaya setelah mendengar ucapan dari pemimpin tentaranya “ Ya Rasulullah, kami akan bersama dan selalu mengikuti engakau “[5]. Allah berfirman :
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruh pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagaian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang, seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat sebab-sebab kematian itu. dan ingatlah ketika Allah menjanjikan bahwa salah satu dari golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat dan memusnahkan orang-orang kafir, (al-Anfal 1-7)[6].
Dengan perasaan tulus ikhlas kaum muslimin mengikuti seluruh perintah Nabi menuju Badar, ketika itu ditujukan pada pihak lawan yang dihadapi sambil berserah diri kepada Allah serta menginggat wahyu sebagaimana ayat di atas.
Sehingga akhirnya meletus pertempuran antara tentara kaum muslimin dengan tentara kaum Qurais yang dipimpin langsung oleh Abu Jahal. Allah menghendaki lain walau sedikit tentara Islam mendapat perlindungan kaum muslimin, setelah perang berjalan dengan begitu sengitnya akhirnya terbunuhlan pemimpin pasukan Qurais, peperangan dimenangkan oleh kaum muslimin. Dari atas unta Abdullah mengumumkan berita kemenangan kepada Anshar sehari Rasul pergi ke Madinah.
2. Perang Bani Qainuqa’
Bani Qainuqa’ yang dahulu telah membuat perjanjian tidak menyerang kepada rasul tapi menghianati perjanjian itu. setelah Rasul menang dalam perang Badar, kaum itu telah berkata,” Ya Muhammad, janganlah engkau bangga lantaran kemenanganmu berhadapan dengan kaummu sendiri. kemenanganmu belum bernama kemenangan, sebab kaummu itu belum mengerti tipu daya perang, dan engkau serang ketika mereka terlengah. Kalu satu kali engkau cuba berperang dengan kami, di sanalah engkau tahu kelak bahwa yang engkau hadapi ialah manusia.”
Karena perkataan itu berarti suatu tantangan, Rasul dengan sahabatnya lalu pergi mengepung kampung mereka, setelah 15 hari lamanya dalam kepungan mereka pun tunduk menyatakan kekalahan dan tunduk pada hukumnya. lalu diusir dari Madinah, tinggal di Syam sampai turun- temurun[7].
3. Perang Uhud
Dalam peperangan ini yang terjadi di Bukit Uhud adalah bukti dari kesumat balas dendam atas kekalahan mereka (Quraisy) pada perang Badar yang terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban kedua hijrah[8].
Pasukan Quraisy menyiapkan balatentaranya dengan 3000 pasukan yang diiringi dengan perempuan pemukul genderang guna pembangkit keberanian hati orang untuk berperang. setelah terdenganr kabar atas tindakan kaum Quraisy tersebut lalu Rasul dan para sahabatnya bermusyawarah apa harus ditangkis dari dalam kota atau turun ke medan perang. Menurut Abdullah bin Ubai (orang madinah munafik), lebih baik musuh ditunggu dikota saja, karena kalau mereka tegak diluar kota tidak berani masuk tentu mereka akan berhenti disuatu tempat yang berbahaya.tapi kalau mereka masuk kedalam kota boleh kita perangi. Rasul pun berpendapat demikian. sebagian sahabat ada yang tida setuju, karena mereka lebih setuju perang berhadap-hadapan, hasil diskusi berbuah dengan berperang langsung ke medan laga, karena itu pun menurut suara terbanyak.
Maka Rasul beserta para sahabat turun untuk menghadapi kaum Quraisy yang sudah siap untuk berperang dengan 1000 orang tentara. Tetapi barulah sampai di suatu tempat yang bernama Syauth, Abdullah bin Ubai berasil menghasut sepertiga tentara untuk kembali pulang. dengan perkataanya, “ kemauan mereka saja yang mesti diikuti, kemauana kita sekali-kali tak diikuti! marilah kita pulang teman-teman, apa guna kita membunuh-bunuh diri di sini.” 300 orang berasil dihasutnya.
Rasul meneruskan perjalanan dengan 700 pasukan dan sampailah di Bukit Uhud, maka diatur cara melawan peperangan dengan membelakangi bukit. 300 sayap kanan orang Quraisy dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Serangan pertama barisan kaum muslimin tidak dapat ditembus. setelah bertahan kaum muslimin mulai menyerang dan hampir menang. Sayang tentara yang disuruh menjaga bukit dengan panah, karena melihat kaum musyrikin telah mundur timbulah nafsu untuk meyerang agar mendapatkan harta rampasan. melihat tempat yang terjaga telah kosong yang sebagai kunci pertahanan kaum muslimin. maka, tentara kaum Quraisy berkuda yang pimpin oleh Khalid bin Walid lalu menyerang bertubi-tubi, sehingga tentara Islam yang telah dirintang harata rampasan tidak lagi sanggup mempertahankan diri lagi. Dalam peperangan ini rasul banyak memperoleh banyak luka-luka begitupun Hamzah paman Nabi mati syahid dan berakhirnya perang tersebut melahirkan kerugian bagi Muslimin, lantaran tidak memegang teguh perintah kepala perang, lantaran tamak terhadap harta.
4. Perang Khandak
Perang ini terjadi pada tahun ke-5 hijriyah karena mereka mengira bahwa kaum muslimin telah telah kalah dan tersingkir oleh karena itu mempersiapkan untuk persenjataan untuk menyerang kembali sisa-sisa yang belum dapat dilumpuhkan[9]. melibatkan kabilah Arab yang bersatu dengan Yahudi hendak melawan Rasul dengan meyerang kota Madianah. maka atas pengalaman perang dari yang telah dipraktikan ditanah Parsi, Salman Al-Farisi mengeluarkan buah pikiran dengan membuat benteng keliling kota Madinah, selain buah pikirnya yang dijalankan dia juga memperaktikkan langsung sehingga diriwayatakan bahwa di kala itu Salaman al-Farisi lebih kuat dari yang lain dalam menggali khandaq. kekuatannya sepuluh kali lipat dari orang lain[10]. Rasul orang pertama yang mengatur dan memulai pekerjaan.
Kaum Quraisy datang menyerang bersama-sama dengan kabilah-kabilah Arab yang dibawah pengaruhnya, dengan pasukan berkisar tidak kurang dari 10.000 orang. Tatkala sampai kabar bahwa musuh yang banyak itu telah dekat, kaum muslim diperintahkan bertahan di kota sebelah timur, sebanyak 3000 orang. setelah 20 hari mereka berperang tapi tidak berani menyerbu kota Madinah sehingga tidak nampak hasilnya. Peperangan berakhir dengan pecahnya dari golongan kaum musyrikin dengan hilangnya persatuannya dan malamya Allah SWT mengirimkan Badai besar yang membongkar-bangkir kemah-kemah tempat bermalam mereka. Akhirnya tentara sekutu kocar-kacir yang telah pecah persatuannya.
5. Perang Hunain
Terjadinya Perang dibulan Syawal, Berawal Dengan bergabungnya dua kabilah yang besar yang tidak senang ditaklukan dan berwatak keras seperti halnya kaum Quraisy, yaitu bani Tsaqif dan Bani Hawaazin yang telah sepakat hendak menyerang kota Makkah.
Rasulallah SAW mengutus Abdullah bin Abi Khadrad al-Aslami untuk mencari berita tentang kaum Hawaazin dan apa keinginan mereka[11]. Setelah sampai berita tersebut pada Rasul bersiap-siap untuk menjumpainya. maka, dikumpulkannya 12.000 pasukan menuju negeri Hunain. mereka telah bersembunyi di lembah Hunain dan ketika datang pasukan dari kaum muslimin mereka menyerang dengan kecepatan kilat yang membuat bocar-bacir tentara pasukan Islam tapi yang terus bertahan hanya beberapa ratus tentara dari kaum Muhajirin dan Anshar. melihat keteguhan Rasul dan para sahabat pilihannya serta ahli baitnya maka datang kembali tentara yang beribu-ribu yang lari. sehingga setelah beberapa saat, kembalilah kemenangan kepada kaum muslimin dan kekalahan dipihak musuh.
6. Perang Tabuk
Dalam Al-quran disebut bahwa perang Tabuk disebut dengan musim susah yaitu terjadi pada tahun 9 hijriyah, karena ketika itu hari sedang kemarau dan pertahunan tidak berhasil sehingga dalam peperangan ini Utsman bin Affan menginfakan hartanya yang amat banyak untuk pasukan balatentara yang akan dikirim ke Tabuk, sehingga pasukan tersebut diberi nama, Jaisyul Usrah (pasukan penuh penderitaan)[12]. Terdengar khabar bahwa tentara Romawi telah berkumpul di Syam dibawah pimpinan raja Romawi Heraklius hendak pergi menyerang negar Islam. Setelah mendengar khabar tersebut Rasulallah langsung mengatur tentara besar yang tidak kurang dari 30.000 orang, yang terhimpun dari persekutuan dari Makkah, Madinah dan persekutuan Arab. Karena sangkin kemaraunya pernah terjadi dengan membunuh seekor unta yang dibelah untuk diambil airnya untuk diminum.
Setelah sesampainya pasukan di Tabuk, datangalah kepala kaum Arab negeri Tabuk yang bernama Yahana bin Ru’bah, kaum Jar’ba dan negeri Azrah mereka semua menyatakan perdamaian kepada Rasul dan mengaku akan membayar jizyah tiap tahunnya. begitupun setelah Khalid bin Walid yang gagah berani diutus untuk menemui Akidar di negeri Daumat, raja itu ditawan dan dihadapakan kepada Rasul. Dengan tanpa ragu beliau menyatakan diri takluk dan bayar Jizyah tiap tahunnya. Setelah beberapa hari saja setelah menaklukan beberapa negeri, kembalilah tentara Islam ke kota Madinah. dengan demikian kabilah-kabilah Arab harus mengakui eksistensi dari pada Nabi bukan hanya semata-mata beliau hanya sebagai panglima perang di negeri Arab, bahkan menurut realita beliau adalah sosok figure yang sentral bagi mazhab kehidupan dalam masyarakat agar tidak terpengaruh dan menjadi lemah bila keluar daripadanya.[13]
Itulah beberapa penjabaran dari beberapa peperangan yang besar dan penting yang dihadiri oleh Rasulallah, walaupaun masih banyak lagi peperangan lain yang keci-kecil yang beliau tidak ikut andil dalam bertempur melawan kaum kafir.
[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pratama, 2006) hal. 20
[2] A. al-Usairy, Sejarah Islam(sejak zaman nabi adam hingga abad XX), Jakarta : Akbar (media eka sarana), 2007, hal. 107
[3] A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Alhusna, 1992, hal. 167
[4] A. Syalabi. Ibid., hal 168
[5] Kutipan tersebut hanya sebagian, lihat : Moenawar Chalil Jilid 3, hal 7
[6] Husein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, hal. 242
[9] Hasan, Ibrahim Hasan, Ibid., hal. 215
[10] Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, Jakarta : Gema Insani, 2001, Jilid 3, hal. 256
[11] Sejarah Nabi Muhammad, hal. 148
[12] Sejarah Nabi Muhammad, hal. 155
[13] Hasan, Ibrahim Hasan, Jilid 1, hal. 284
Adsens Kiri | Adsens Kanan |
0 komentar:
Posting Komentar
Postkan Komentar Anda