Adsense Atas
hukum ke panti pijat, massage, pijat wanita.
Berkembangnya zaman dan kesibukan
yang kian meningkat menimbulkan beragam dampak positif dan negatif bagi
masyarakat. Kebutuhan terhadap kesehatan, kenyamanan dan ketenangan pun kian
melejit. Hal tersebut melahirkan dibukanya sarana untuk mengamini kebutuhan
mereka tersebut diantaranya adalah panti pijat; solusi alternatif bagi mereka
yang membutuhkan kesehatan dan kenyamanan.
Dalam perjalanannya panti pijat yang
hadirnya untuk kepentingan umum positif mengalami perubahan. Nafas yang tak
sejalan norma mewarnai keberadaan panti
pijat hingga pada klimaksnya gambaran masyarakat terhadap panti pijat cenderung
negatif. Yang pada gilirannya menimbulkan pertanyaan umat dan harus dicarikan
solusi.
B. Formulasi Masalah
1.
Apa hukum membuka praktek panti pijat?
2.
Bagaimana seharusnya pola service yang diberikan
panti pijat terhadap pelanggan?
C. Ketentuan Hukum
Pertama :
Hukum
- Pada dasarnya, panti pijat adalah suatu sarana/tempat untuk pengobatan. Oleh karena itu, hukumnya mubah kecuali dalam prakteknya terdapat hal-hal yang melanggar ketentuan syariat, maka hukumnya menjadi haram.
- Panti pijat yang mempunyai fungsi sosial dan dilaksanakan oleh perempuan dan laki-laki selama tidak melanggar hukum-hukum agama hukumnya adalah mubah.
- Pola service yang diberikan panti pijat terhadap pelanggan wajib sejalan dengan syariat, pelanggan laki-laki harus diobati oleh laki-laki begitu pula perempuan.
Kedua
: Rekomendasi
1. Mendesak kepada semua pihak untuk segera membenahi dan atau menghentikan
segala bentuk aktifitas yang diharamkan sebagaimana dimaksud fatwa ini.
2. Mendesak dengan sangat kepada semua penyelenggaraan pemerintah dan negara
agar segera :
a. Melarang dan menghentikan segala bentuk perbuatan haram dimaksud fatwa ini
serta tidak memberikan izin terhadap usaha panti pijat yang dinafasi oleh
nilai-nilai asusila.
b. Tidak menjadikan segala bentuk perbuatan haram dimaksud fatwa ini sebagai
sumber pendapatan (komersil/bisnis)
3. Mendesak kepada seluruh lapisan masayarakat, terutama tokoh agama agar
turut serta secara aktif dan arif menghentikan segala bentuk perbuatan haram
dimaksud fatwa ini.
4. Mendesak kepada aparat penegak hukum agar melakukan tindakan prefentif dan
menindak dengan tegas semua pelaku perbuatan haram dimaksud fatwa ini sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
D. Dasar Hukum
A. Ayat-ayat Al-Qur'an
1. Surat
Al-Isra'ayat 32
وَلَا تَقْرَبُوا
الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan
jangalah mendekati zina; sesungguhnya zina adalah syuatu perbuatan yang
keji dan jalan yang buruk
2. Surat
An-Nur ayat 30-31
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي
الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى
عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ
مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31) وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ
مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (32)
"Katakankanlah kepada orang
laki-laki yang beriman:'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat'. Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hali orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Melihat aurat
hanya dibolehkan misalnya pada obat-mengobati.
3. Surat Al-Ahzab Ayat 59
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Hai Nabi ! Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:
'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
B. Hadis Rasulullah Saw
إِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً
فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ (رواه ابو
داود)
Sesungguhnya Allah menurunkan
penyakit dan menurunkan bersamanya obat. Maka berobatlah wahai anak cucu adam
dan janganlah berobat dengan yang haram
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّ أَسْمَاءَ
بِنْتَ أَبِى بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- وَقَالَ « يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ
تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلاَّ هَذَا وَهَذَا » (رواه
ابو داود)
Dari Aisyah ra, sesungguhnya Asma' bin Abu Bakar
menemui Rasulullah dan mengenakan pakaian yang tipis, maka Rasulullah memaling
wajahnya dari Asma' dan berkata: "wahai Asma' sesungguhnya Perempuan jika
telah haid tidak boleh dilihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini (muka dan
telapak tangan)
لاَ يَنْظُرُ
الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ
وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ
إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ(رواه مسلم و احمد)
Tidak boleh seorang lelaki melihat aurat
lelaki yang lain, tidak boleh seorang wanita melihat aurat wanita yang lain dan
tidak boleh seorang lelaki tidur tanpa pakaian dibawah satu selimut dengan
lelaki lain dan tidak boleh seorang wanita tidur tanpa pakaian dibawah satu
selimut dengan wanita lain
احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ
يَمِينُكَ (رواه الترمذي و أبو داود و
ابن ماجة)
Jagalah auratmu kecuali dari isterimu atau budak yang
kalian miliki
من كان يؤمن بالله و اليوم الاخر فلا يخلون بامرأة ليس
معها ذو محرم منها فإن ثالثهما الشيطان (رواه
أحمد)
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,
janganlah ia sekali-kali akan berduaan dengan wanita yang tidak bersama
mahramnya, karena yang ketiga adalah syaitan
لا يخلون أحدكم بامرأة إلا
مع ذى محرم (رواه الشيخان)
“Janganlah salah seorang kamu berduaan dengan wanita kecuali
bersama Mahramnya
مَنْ رَأَى
مُنْكَرًا فَلْيُنْكِرْهُ بِيَدِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ وَمَنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ (رواه الترمذي)
Barangsiapa yang
melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengingkarinya/merubahnya dengan
tangannya. Barang siapa yang tak mampu maka dengan lisannya. Dan barang siapa
yang tak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman
إِنَّ
النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْمُنْكَرَ لاَ يُغَيِّرُونَهُ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ
اللَّهُ بِعِقَابِهِ (رواه ابن
ماجة)
Sesungguhnya manusia apabila melihat kemungkaran dan
tidak merubahnya (kemungkaran), ditakutkan Allah Swt menurunkan azab-Nya untuk
semua mereka
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ يَحْقِرْ أَحَدُكُمْ نَفْسَهُ ». قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَحْقِرُ أَحَدُنَا نَفْسَهُ قَالَ « يَرَى أَمْرًا
لِلَّهِ عَلَيْهِ فِيهِ مَقَالٌ ثُمَّ لاَ يَقُولُ فِيهِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَقُولَ فِى كَذَا وَكَذَا
فَيَقُولُ خَشْيَةُ النَّاسِ. فَيَقُولُ فَإِيَّاىَ كُنْتَ أَحَقَّ أَنْ تَخْشَى
».(رواه ابن ماجة)
Rasulullah
bersabda: janganlah salah seorang dari kalian menghina dirinya sendiri. Para
sahabat berkata: wahai Rasulullah bagaimana salah seorang dari kita menghina
dirinya sendiri? Beliau bersabda: Ia melihat suatu perihal dimana dalam hal
tersebut ada tuntunan Allah Swt kemudian tidak mengatakannya. Maka pada hari
kiamat kelak Allah Swt akan berkata: apa yang menghalangimu untuk mengatakan
hal ini dan ini ? Ia (manusia) berkata: takut kepada manusia. Maka Allah
berkata: kepada-Ku seharusnya kamu takut
C. Al-Qawaid
Al-Fiqhiyyah
الضَرَرُ يُزَالُ
Bahaya harus dihilangkan
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَمٌ عَلَي جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Menghindarkan
mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat
Adsens Kiri | Adsens Kanan |
Makasih sharingnya...sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusSalam kenal...Kalau berkenan mau ngundang untuk ikutan gabung dengan teman-teman lain yang sudah SUBMIT URL BLOG-nya ke Direktori Weblog Indonesia :)
OKE :)
BalasHapus