Adsense Atas
Palembang, dengan dilantiknya kepengurusan HMI palembang periode 2009-2010 berarti sebuah langkah awal bagi para penerus Lafran Pane untuk berkiprah demi kepentingan masyarakat. menjadi berbeda ketika melihat kader HMI yang menyibukkan dirinya pada politik praktis sehingga melupakan salah satu peran HMI sebagai Goverment Control.
HMI berbeda dengan organisasi mahasiswa lain yang merupakan perpanjangan dari gerakan partai-partai politik. KAMMI misalnya, organisasi underbow PKS yang merupakan lumbung penyuplai kader bagi partai tersebut, ataupun PMII yang bergerak dibawah partai-partai hijau Nahdatul Ulama.
sebagai organisasi indevenden HMI bergerak lebih fleksibel dengan posisi netralnya sehingga gerakan-gerakan HMI dapat lebih bebas, berani, dan menusuk. namun indevendensi ini terkadang tidak lagi mampu menjadi pagar batas bagi para kader HMI untuk mengimplementasikan kemampunya sehingga berkiprah pada partai politik sebelum waktunya. bila ditinjau lebih jauh, indevendensi kader HMI ini sesunggunya merupakan nilai tersendiri bagi penguatan posisi HMI dimata umat. bila KAMMI yang PKS, PMII yang NU, IMM yang Muhammadiyah maka HMI dapat mengisi dan birdiri di tiap lini partai-partai dan ormas-ormas sesuai dengan kecenderungan dan kualitas kades itu sendiri.
keadaan ini merupakan fenomena, tanpa di beking oleh kekuatan partai dan ormas kader HMI dapat berdiri pada partai-partai dan ormas-ormas. fenomena inilah yang seharusnya menjadi motivasi bagi kader HMI untuk terus berbuat untuk masyarakat tanpa pamrih, tanpa ketakutan, tanpa embel-embel. saatnya kader-kader HMI sadar bahwa HMI bukan untuk satu partai tapi untuk partai-partai, HMI bukan untuk satu mazhab tapi untuk mazhab-mazhab, HMI bukan untuk satu ormas tapi untuk banyak ormas dan HMI bukan untuk satu golongan tapi untuk bangsa Indonesia. Jayalah HMI...
HMI berbeda dengan organisasi mahasiswa lain yang merupakan perpanjangan dari gerakan partai-partai politik. KAMMI misalnya, organisasi underbow PKS yang merupakan lumbung penyuplai kader bagi partai tersebut, ataupun PMII yang bergerak dibawah partai-partai hijau Nahdatul Ulama.
sebagai organisasi indevenden HMI bergerak lebih fleksibel dengan posisi netralnya sehingga gerakan-gerakan HMI dapat lebih bebas, berani, dan menusuk. namun indevendensi ini terkadang tidak lagi mampu menjadi pagar batas bagi para kader HMI untuk mengimplementasikan kemampunya sehingga berkiprah pada partai politik sebelum waktunya. bila ditinjau lebih jauh, indevendensi kader HMI ini sesunggunya merupakan nilai tersendiri bagi penguatan posisi HMI dimata umat. bila KAMMI yang PKS, PMII yang NU, IMM yang Muhammadiyah maka HMI dapat mengisi dan birdiri di tiap lini partai-partai dan ormas-ormas sesuai dengan kecenderungan dan kualitas kades itu sendiri.
keadaan ini merupakan fenomena, tanpa di beking oleh kekuatan partai dan ormas kader HMI dapat berdiri pada partai-partai dan ormas-ormas. fenomena inilah yang seharusnya menjadi motivasi bagi kader HMI untuk terus berbuat untuk masyarakat tanpa pamrih, tanpa ketakutan, tanpa embel-embel. saatnya kader-kader HMI sadar bahwa HMI bukan untuk satu partai tapi untuk partai-partai, HMI bukan untuk satu mazhab tapi untuk mazhab-mazhab, HMI bukan untuk satu ormas tapi untuk banyak ormas dan HMI bukan untuk satu golongan tapi untuk bangsa Indonesia. Jayalah HMI...
Adsens Kiri | Adsens Kanan |
0 komentar:
Posting Komentar
Postkan Komentar Anda